Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kali ini saya akan membahas tentang Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan. Apa sih Penduduk itu? Apasih Masyarakat itu? Apasih Kebudayaan itu? Mari kita bahas satu persatu.
1.
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan
penduduk adalah
perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai
perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu
unit” untuk pengukuran.
a.
Faktor-faktor
demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk
1. Kelahiran
(Natalitas/Fertilitas)
Secara
umum angka kelahiran dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
·
Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Angka
kelahiran kasar adalah angka yang
menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk.
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
CBR = L/P x 1.000
Keterangan :
CBR : Crude Birth Rate (Angka Kelahiran
Kasar)
L : Jumlah kelahiran
selama 1 tahun
P : Jumlah penduduk
pada pertengahan tahun
1000 : Konstanta
Kriteria angka kelahiran kasar
(CBR) di bedakan menjadi tiga macam.
- CBR < 20, termasuk
kriteria rendah
- CBR antara 20 – 30,
termasuk kriteria sedang
- CBR > 30, termasuk
kriteria tinggi
·
Angka kelahiran khusus(Age Spesific Birth Rate/ASBR)
Angka kelahiran khusus yaitu
angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk wanita
pada kelompok umur tertentu.
ASBR dapat dihitung dengan
rumus berikut ini:
ASBR = Li/Pi x 1.000
Keterangan :
- ASBR: Angka kelahiran
khusus
- Li
: Jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
- Pi
: Jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun
- 1.000
: Konstanta
·
Angka kelahiran umum(General Fertility Rate/GFR)
Angka kelahiran umum yaitu
angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap 1.000 wanita yang berusia 15
– 49 tahun dalam satu tahun.
GFR dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut ini:
GFR =
L/(W(15-49)) x 1.000
Keterangan :
GFR
= Angka kelahiran umum
L
= Jumlah kelahiran
selama satu tahun
W(15 –
49) = Jumlah penduduk wanita umur 15 – 49 tahun pada pertengahan tahun.
1000 = Konstanta
Besar
kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut
ini faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran:
Faktor Pendorong :
(a) Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
(b) Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan
keturunan.
(c) Pernikahan usia dini (usia muda).
(d) Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi
nilainya, jika dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang
belum memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.
(e) Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak,
sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya
memiliki anak.
Faktor Penghambat :
(a) Adanya program Keluarga Berencana (KB).
(b) Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
(c) Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan
anak bagi PNS.
(d) Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur usia
pernikahan.
(e) Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan
dan karir.
(f) Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak.
2. Kematian (Mortalitas)
Secara umum
angka kematian dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
·
Angka Kematian kasar (Crude Death Rate/CDR)
Angka
kematian kasar adalah
angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu
tahun.
CDR dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini:
CDR = M/P x 1.000
Keterangan :
CDR = Angka kematian
kasar
M =
Jumlah kematian selama satu tahun
P
= Jumlah penduduk pertengahan tahun
1.000 = Konstanta
Kriteria angka kematian
kasar (CDR) dibedakan menjadi tiga macam.
- CDR kurang dari 10,
termasuk kriteria rendah
- CDR antara 10 – 20,
termasuk kriteria sedang
- CDR lebih dari 20,
termasuk kriteria tinggi
·
Angka Kematian Khusus (Age Spesific
Death Rate/ASDR)
Angka
kematian khusus yaitu
angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan
umur tertentu dalam waktu satu tahun.
ASDR dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini:
ASDR = Mi/Pi x 1.000
Keterangan :
ASDR = Angka kematian khusus
Mi =
Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu
Pi
= Jumlah penduduk pada kelompok tertentu
1.000 = Konstanta
·
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality
Rate/IMR)
Angka
kematian bayi yaitu
angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak yang umurnya di bawah satu
tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu tahun.
IMR dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini:
IMR = Jumlah kematian bayi <1tahun/Jumlah kelahiran bayi hidup x 1.000
Keterangan :
- IMR kurang dari 35, termasuk kriteria rendah
- IMR antara 35 sampai 75, termasuk kriteria sedang
- IMR antara 75 sampai 125, termasuk kriteria tinggi
- IMR lebih dari 125, termasuk kriteria sangat tinggi
Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat.
- IMR kurang dari 35, termasuk kriteria rendah
- IMR antara 35 sampai 75, termasuk kriteria sedang
- IMR antara 75 sampai 125, termasuk kriteria tinggi
- IMR lebih dari 125, termasuk kriteria sangat tinggi
Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat.
1) Faktor pendorong kematian (promortalitas)
(a)
Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
(b)
Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
(c)
Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
(d)
Adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
(e)
Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.
2) Faktor penghambat kematian (antimortalitas)
(a)
Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
(b)
Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
(c)
Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit
dapat diobati.
(d)
Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukan
tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal
tersebut.
3. Migrasi
Migrasi merupakan salah satu
faktor yang memengaruhi angka pertumbuhan penduduk. Orang
dikatakan telah melakukan migrasi apabila orang tersebut telah melewati batas
administrasi wilayah lain:
1) Migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.
2) Migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah dengan tujuan menetap di wilayah tujuan.
1) Migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.
2) Migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah dengan tujuan menetap di wilayah tujuan.
Migrasi keluar adalah orang yang melakukan
migrasi ditinjau dari daerah asalnya, sedangkan migrasi
masuk adalah orang yang
melakukan migrasi ditinjau dari daerah tujuannya.
b. Pengertian Migrasi
Migrasi
atau penghijrahan merujuk kepada perpindahan penduduk dari satu tempat ke satu
tempat yang lain melintasi sempadan daerah atau negeri atau daerah. Perpindahan
ini mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan sosial. Migran merujuk
kepada orang yang berhijrah.
c.
Proses dan Akibat Migrasi
Migrasi
penduduk akan memiliki dampak positif dan negatif baik terhadap daerah asal
maupun daerah tujuan.
Dampak
positif migrasi terhadap daerah asal, antara lain:
·
Mengurangi masalah pengangguran di daerah asal
·
Meningkatkan kualitas penduduk melalui pendidikan di daerah tujuan
·
Mengurangi kepadatan penduduk bagi daerah yang berpenduduk padat
·
Memotivasi pembangunan daerah asal karena penduduk telah melihat
kemajuan daerah lain
Dampak negatif migrasi terhadap
daerah asal, antara lain:
·
Mengurangi tenaga kerja di daerah asal, terutama di daerah pertanian
·
Mengurangi tenaga yang potensial untuk membangun daerahnya
·
Perilaku yang tidak sesuai dengan norma daerah asal sering ditularkan
dari daerah tujuan
Dampak positif migrasi
terhadap daerah tujuan, antara lain:
·
Mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan
·
Merangsang pengembangan daerah bagi daerah yang jarang penduduknya
·
Daerah tujuan memperoleh keuntungan budaya dengan ditemukannya teknologi
baru oleh para pendatang
Dampak negatif migrasi
terhadap daerah tujuan, antara lain:
·
Timbulnya masalah pengangguran Karena terlalu banyak pendatang
·
Banyaknya pendatang juga menimbulkan masalah tata kota
·
Menimbulkan permasalahan permukiman kumuh
d.
Macam-macam Migrasi
Ada 2
jenis yaitu imigrasi dan emigrasi. Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari negara lain yang
mengunjungi sebuah negara. Misalnya penduduk Indonesia berpindah dan tinggal di
Australia. Sedangkan emigrasi adalah
perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Misal penduduk Rusia yang
melakukan emigrasi ke Amerika Serikat.
Ada 2 jenis migrasi,
yaitu migrasi internasional dan migrasi nasional. Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk yang melibatkan
perpindahan dari suatu negara ke negara lain. Sedangkan untuk migrasi nasional adalah perpindahan
penduduk yang masih berada dalam 1 negara hanya saja mereka berpindah daerah.
Ada 2 jenis migrasi
nasional yaitu penglaju dan perpindahan penduduk musiman. Untuk penglaju
berarti seseorang melakukan perpindahan penduduk dari satu empat ke tempat
lainnya untuk bekerja atau memiliki tujuan tertentu dan ketika urusan sudah
selesai mereka akan pulang ke tempat asal. Dan untuk perpindahan penduduk
musiman berarti seseorang tersebut melakukan perpindahan pada waktu tertentu
dan bila urusannya telah selesai dalam beberapa waktu yang lama maka mereka
akan kembali ke daerah asal.
Ada 2 macam migrasi di Indonesia yaitu transmigrasi dan urbanisasi.
Transmigrasi adalah perpindahan
penduduk dari sebuah daerah menuju daerah lain untuk menetap di daerah tersebut
dan melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu yang cukup lama. Transmigrasi
memiliki manfaat bagi pemerintah Indonesia, hal ini bisa menjadi solusi
menumpuknya penduduk di daerah tertentu sehingga mereka bisa ikut memajukan
daerah yang belum baik dan bisa memperoleh pekerjaan dari sana. Sedangkan untuk
urbanisasi adalah perpindahan
penduduk yang melibatkan mereka pindah dari desa menuju ke sebuah kota untuk
mendapatkan pekerjaan.
e. 3 Jenis Struktur penduduk
1. Piramida Penduduk Muda : Piramida
ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang.
Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya
kita lihat pada negara – negara yang sedang berkembang. Misalnya : India,
Brazil dan Indonesia.
Ciri-ciri Piramida Penduduk Muda :
a.
Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b.
Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c.
Tingkat kelahiran bayi tinggi
d.
Pertumbuhan penduduk tinggi
2.
Piramida Stationer
: Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk
yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak
begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk system ini terdapat pada
negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda dan Skandinavia.
Ciri-ciri
Piramida Penduduk Stasioner :
a. Penduduk pada tiap
kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk
mendekati nol atau lambat.
3. Piramida Penduduk Tua : Bentuk
piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang
sangat pesat dan tingkat kematian yang kecil sekali. Apabila angka kelahiran
jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bias kekurangan penduduk. Negara
yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan
Perancis.
Ciri-ciri Piramida Penduduk Tua :
a.
Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b.
Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
c.
Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d.
Pertumbuhan penduduk terus berkurang.
2.
Kebudayaan dan Kepribadian
a.
Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia
Mulai dari zaman batu sampai zaman
logam, upaya menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia sungguh berliku-liku
dan memerlukan waktu pembahasan yang panjang. Alat-alat pada zaman batu tua
(Paleolithikum) baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar-kasar,
misalnya kapak genggam.
Zaman batu muda (Neolithikum) benar
benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Pada zaman ini, mereka mulai
hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan
berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penyelidikan-penyelidikan lebih
lanjut menemukan bahwa manusia-manusia zaman batu muda itu telah mengenal dan
memiliki kepandaian mengecor/mencairkan logam dari biji besi dan menuangkan ke
dalam cetakan-cetakan serta mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu
membuat aneka ragam senjata berburu dan berperang serta alat-alat lain yang
mereka perlukan.
Suatu hal yang patut dicatat tentang
permualaan zaman logam ini, ialah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum
zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya dan zaman tersebut
pada dasarnya penting untuk perkembangan sejarah Indonesia selanjutnya.
Pengertian kebudayaan banyak dikemukakan
oleh para ahli. Salah duanya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan
manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan
untuk kepentingan masyarakat.
b.
Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
Sejarawan F.D.K Bosch menyatakan
bahwa arca Buddha yang ditemukan di Sempaga masuk ke Indonesia dari amarawati,
sebuah daerah di india selatan, antara abad ke-2 atau ke-3 masehi. Arca budha
yang terdapat di bukit Siguntang diperkirakan berasal dari abad ke-2 Masehi. Sementara
itu, ditemukan juga patung Buddha bergaya Gandhara di kota bangun kutai
kartanegara, Kalimantan timur. Dari bukti-bukti arkeologi tersebut, kebudayaan
dan agama budha masuk terlebih dahulu ke Indonesia yaitu sekitar abad ke-2
masehi dan menyebar ke Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Agama dan kebudayaan hindu
muncul belakangan yaitu sekitar abad ke-4 masehi. Agama dan kebudayaan islam
masuk sekitar abad ke-7 masehi. Dan berkembang pesat sejak abad ke-13. Hampir
setiap kegiatan selalu dilandasi dengan upacara religius, baik dalam kegiatan
mata pencaharian, adat istiadat perkawinan, tata cara penguburan, slametan,
maupun dalam kehidupan lainnya. Tradisi kehidupan religius ini semula bentuknya
masih sangat sederhana (sebelum pengaruh hindu-budha merupakan tradisi lokal)
sehingga ketika pengaruh hindu-budha masuk ke Indonesia, tradisi lokal ini
tidak musnah melainkan justru makin berkembang. Demikian juga ketika pengaruh
islam masuk juga ikut mewarnai kehidupan tradisi-tradisi yang ada di Indonesia.
Bentuk-bentuk perpaduan antara
tradisi lokal, hindu-budha, dan islam didalam kehidupan masyrakat, antara lain
sebagai berikut:
1.
Pertunjukan wayang
Pertunjukan wayang pada mulanya merupakan upacara pemujaan
arwah nenek moyang. Setelah pengaruh hindu-budha masuk maka pertunjukan wayang
mengalami perkembangan. Pertunjukan wayang kemudian banyak menyadur dari
pengaruh hindu-budha dengan mengambil cerita dari Mahabarata dan Ramayana.
Ketika pengaruh islam masuk, para wali songo, khusus Sunan Kalijaga menggunakan
pertunjukan wayang sebagai media dakwah.
2.
Upacara penguburan
Ada berbagai cara perawatan jenazah selain penguburan, misalnya
jenazah dibakar(dikremasi), dibiarkan hancur dialam terbuka, atau disimpan
dibangunan khusus dan sebagainya. Ada yang menentukan jenazah segera dikuburkan
pada hari kematian seperti yang dilakukan di kalangan penganut agama islam. Ada
juga yang mengharuskan orang menanti berminggu-minggu, bahkan bulanan sebelum
jenazah dikuburkan.
3.
Upacara Labuhan
Tradisi upacara labuhan dilaksanakan setiap tahun sekali oleh
kerabat keraton Yogyakarta yang biasanya dilaksanakan pada hari penobatan dan
pada waktu ulang tahun raja. Upacara labuhan diselenggarakan di empat tempat
yakni di Parangkusumo, Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Dlepih. Hal ini dilatar belakangi
bahwa tempat-tempat tersebut pada zaman dahulu digunakan oleh raja-raja Mataram
untuk bertapa dan berhubungan dengan roh halus. Upacara ini merupakan tradisi
turun temurun sejak Mataram dibawah pemerintahan Panembahan senopati sampai
sekarang.
4.
Tradisi garebeg dan sekaten
Garebeg atau anggerebeg berarti pengawalan terhadap seorang
pembesar yang penting, seperti seorang raja. Upacara gerebeg dilakukan tiga
kali setiap tahun oleh keraton Yogyakarta dan keraton Surakarta, yaitu pada
hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Perayaan sekaten adalah perayaan yang berbentuk pasar malam
yang biasanya berlangsung selama 1-2 minggu, bahkan 1 bulan sebelum upacara
gerebeg maulud dilaksanakan.
Didaerah-daerah yang belum terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama
Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk di daerah yang
bersangkutan. misalnya di Aceh, Banten, sulawesi selatan, sumatra timur,
sumatra barat, dan pesisir kalimantan. Agama islam berkembang pesat di Indonesia dan
menjadi agama yang mendapat penganut sebagian besar penduduk indonesia. Tak
dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan islam mewarnai sebagian besar
penganutnya di Indonesia. Dengan begitu, agama islam memberi saham yang besar
bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.
3. Kebudayaan Barat
Awal
kebudayaan barat masuk ke negara tercinta ini ketika kaum kolonialisme/penjajah
menggedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan
dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan
pemerintahhan kolonialisme Belanda, tanah air Indonesia telah dijajah selama
350 tahun. Di pusat kekuasaan pemerintah Belanda, di kota-kota propinsi,
kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat. Akhirnya masih
harus disebut pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk juga kedalam kebudayaan
Indonesia, ialah agama Katolik dan agama kristen protestan. Agama-agama
tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi-organisasi penyiaran
agama ( missie untuk agama Katolik dan Zending untuk agama kristen) yang
semuanya bersifat swasta.
Budaya
barat lebih menekankan global ejektif dibandingkan perasaan sehingga hasil pola
pemikirannya membuahkan sains dan teknologi. Nilai budaya barat lebih
ditekankan pada akan pikiran. Barat hanya meyakini sesuatu nan masuk akal saja,
sehingga ritual keagamaan dipandang sebagai sesuatu nan tak masuk
akal(irrasional). Kehidupan barat lebih terpikat pada kemajuan material dan
hidup. Barat hayati dalam global teknis dan ilmiah sehingga mereka menganggap
pikiran nilai-nilai hayati nan meminta kepekaan hati sebagai sesuatu nan tak
bermutu. Nilai-nilai seperti itu sebagian besar memang tampak pada macam-macam
kebudayaan barat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
:
Harwantiyoko dan Neltje F.
Katuuk.MKDU ILMU SOSIAL DASAR .
Jakarta:Gunadarma 1997
Hayati, dkk.2007.GEOGRAFI 2.Jakarta:Erlangga
Soelaeman,
M.Munandar.Ir.ILMU SOSIAL DASAR (teori dan konsep). Bandung.1986
Download:
Thomasyg.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/21058/Materi+ISD.pdf
Internet:
No comments:
Post a Comment