Saturday, October 22, 2016

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

   Kali ini saya akan membahas tentang Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan. Apa sih Penduduk itu? Apasih Masyarakat itu? Apasih Kebudayaan itu? Mari kita bahas satu persatu.

1.    Pertumbuhan Penduduk

            Pertumbuhan penduduk adalah
perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran.

a.    Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk

1.    Kelahiran (Natalitas/Fertilitas)

      Secara umum angka kelahiran dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
·        Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR)
      Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk.
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

CBR = L/P x 1.000

Keterangan :
CBR  : Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
L        : Jumlah kelahiran selama 1 tahun
P        : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1000  : Konstanta
Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) di bedakan menjadi tiga macam.
- CBR < 20, termasuk kriteria rendah
- CBR antara 20 – 30, termasuk kriteria sedang
- CBR > 30, termasuk kriteria tinggi
     
·        Angka kelahiran khusus(Age Spesific Birth Rate/ASBR)
      Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu.
ASBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

ASBR = Li/Pi x 1.000

Keterangan :
- ASBR: Angka kelahiran khusus
- Li       : Jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
- Pi  : Jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun
- 1.000 : Konstanta
     
·        Angka kelahiran umum(General Fertility Rate/GFR)
      Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap 1.000 wanita yang berusia 15 – 49 tahun dalam satu tahun.
      GFR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
GFR = L/(W(15-49)) x 1.000
Keterangan :
GFR            = Angka kelahiran umum
L                 = Jumlah kelahiran selama satu tahun
W(15 – 49) = Jumlah penduduk wanita umur 15 – 49 tahun pada pertengahan tahun.
1000           = Konstanta
           Besar kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran:
Faktor Pendorong :
(a) Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
(b) Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan.
(c) Pernikahan usia dini (usia muda).
(d) Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.
(e) Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.
Faktor Penghambat :
(a) Adanya program Keluarga Berencana (KB).
(b) Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
(c) Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan anak bagi PNS.
(d) Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
(e) Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir.
(f) Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak.
                        2. Kematian (Mortalitas)
                                    Secara umum angka kematian dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
·        Angka Kematian kasar (Crude Death Rate/CDR)
Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun.
CDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

CDR = M/P x 1.000

Keterangan :
CDR  = Angka kematian kasar
M       = Jumlah kematian selama satu tahun
P        = Jumlah penduduk pertengahan tahun
1.000 = Konstanta

Kriteria angka kematian kasar (CDR) dibedakan menjadi tiga macam.
- CDR kurang dari 10, termasuk kriteria rendah
- CDR antara 10 – 20, termasuk kriteria sedang
- CDR lebih dari 20, termasuk kriteria tinggi

·        Angka Kematian Khusus (Age Spesific Death Rate/ASDR)
Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun.
ASDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

ASDR = Mi/Pi x 1.000

Keterangan :
ASDR = Angka kematian khusus
Mi       = Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu
Pi        = Jumlah penduduk pada kelompok tertentu
1.000  = Konstanta



·       Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)
Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak yang umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu tahun.
IMR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

IMR = Jumlah kematian bayi <1tahun/Jumlah kelahiran bayi hidup x 1.000
Keterangan :
-   IMR kurang dari 35, termasuk kriteria rendah
- IMR antara 35 sampai 75, termasuk kriteria sedang
- IMR antara 75 sampai 125, termasuk kriteria tinggi
- IMR lebih dari 125, termasuk kriteria sangat tinggi

Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat.


1) Faktor pendorong kematian (promortalitas)
(a) Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
(b) Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
(c) Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
(d) Adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
(e) Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.


2) Faktor penghambat kematian (antimortalitas)
(a) Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
(b) Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
(c) Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit dapat diobati.
(d) Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukan tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal tersebut.


3. Migrasi
Migrasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi angka pertumbuhan penduduk. Orang dikatakan telah melakukan migrasi apabila orang tersebut telah melewati batas administrasi wilayah lain:

1) Migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.

2) Migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah dengan tujuan menetap di wilayah tujuan.
Migrasi keluar adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah asalnya, sedangkan migrasi masuk adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah tujuannya.

b.  Pengertian Migrasi
Migrasi atau penghijrahan merujuk kepada perpindahan penduduk dari satu tempat ke satu tempat yang lain melintasi sempadan daerah atau negeri atau daerah. Perpindahan ini mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan sosial. Migran merujuk kepada orang yang berhijrah.
c. Proses dan Akibat Migrasi
Migrasi penduduk akan memiliki dampak positif dan negatif baik terhadap daerah asal maupun daerah tujuan. 
            Dampak positif migrasi terhadap daerah asal, antara lain:
·        Mengurangi masalah pengangguran di daerah asal
·        Meningkatkan kualitas penduduk melalui pendidikan di daerah tujuan
·        Mengurangi kepadatan penduduk bagi daerah yang berpenduduk padat
·        Memotivasi pembangunan daerah asal karena penduduk telah melihat kemajuan daerah lain
Dampak negatif migrasi terhadap daerah asal, antara lain:
·        Mengurangi tenaga kerja di daerah asal, terutama di daerah pertanian
·        Mengurangi tenaga yang potensial untuk membangun daerahnya
·        Perilaku yang tidak sesuai dengan norma daerah asal sering ditularkan dari daerah tujuan
Dampak positif migrasi terhadap daerah tujuan, antara lain:
·        Mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan
·        Merangsang pengembangan daerah bagi daerah yang jarang penduduknya
·        Daerah tujuan memperoleh keuntungan budaya dengan ditemukannya teknologi baru oleh para pendatang
Dampak negatif migrasi terhadap daerah tujuan, antara lain:
·        Timbulnya masalah pengangguran Karena terlalu banyak pendatang
·        Banyaknya pendatang juga menimbulkan masalah tata kota
·        Menimbulkan permasalahan permukiman kumuh

d. Macam-macam Migrasi
Ada 2 jenis yaitu imigrasi dan emigrasi. Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari negara lain yang mengunjungi sebuah negara. Misalnya penduduk Indonesia berpindah dan tinggal di Australia. Sedangkan emigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Misal penduduk Rusia yang melakukan emigrasi ke Amerika Serikat.
Ada 2 jenis migrasi, yaitu migrasi internasional dan migrasi nasional. Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk yang melibatkan perpindahan dari suatu negara ke negara lain. Sedangkan untuk migrasi nasional adalah perpindahan penduduk yang masih berada dalam 1 negara hanya saja mereka berpindah daerah.
Ada 2 jenis migrasi nasional yaitu penglaju dan perpindahan penduduk musiman. Untuk penglaju berarti seseorang melakukan perpindahan penduduk dari satu empat ke tempat lainnya untuk bekerja atau memiliki tujuan tertentu dan ketika urusan sudah selesai mereka akan pulang ke tempat asal. Dan untuk perpindahan penduduk musiman berarti seseorang tersebut melakukan perpindahan pada waktu tertentu dan bila urusannya telah selesai dalam beberapa waktu yang lama maka mereka akan kembali ke daerah asal.
Ada 2 macam migrasi di Indonesia yaitu transmigrasi dan urbanisasi. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari sebuah daerah menuju daerah lain untuk menetap di daerah tersebut dan melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu yang cukup lama. Transmigrasi memiliki manfaat bagi pemerintah Indonesia, hal ini bisa menjadi solusi menumpuknya penduduk di daerah tertentu sehingga mereka bisa ikut memajukan daerah yang belum baik dan bisa memperoleh pekerjaan dari sana. Sedangkan untuk urbanisasi adalah perpindahan penduduk yang melibatkan mereka pindah dari desa menuju ke sebuah kota untuk mendapatkan pekerjaan.



e. 3 Jenis Struktur penduduk
1.    Piramida Penduduk Muda : Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita lihat pada negara – negara yang sedang berkembang. Misalnya : India, Brazil dan Indonesia.


Ciri-ciri Piramida Penduduk Muda : 
a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi



2.   Piramida Stationer : Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk system ini terdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda dan Skandinavia. 
Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.




3.    Piramida Penduduk Tua : Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian yang kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bias kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan Perancis.
Ciri-ciri Piramida Penduduk Tua : 
a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b. Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang.




            2. Kebudayaan dan Kepribadian
                        a. Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia
            Mulai dari zaman batu sampai zaman logam, upaya menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia sungguh berliku-liku dan memerlukan waktu pembahasan yang panjang. Alat-alat pada zaman batu tua (Paleolithikum) baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar-kasar, misalnya kapak genggam.
            Zaman batu muda (Neolithikum) benar benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Pada zaman ini, mereka mulai hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penyelidikan-penyelidikan lebih lanjut menemukan bahwa manusia-manusia zaman batu muda itu telah mengenal dan memiliki kepandaian mengecor/mencairkan logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan-cetakan serta mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat aneka ragam senjata berburu dan berperang serta alat-alat lain yang mereka perlukan.
            Suatu hal yang patut dicatat tentang permualaan zaman logam ini, ialah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya dan zaman tersebut pada dasarnya penting untuk perkembangan sejarah Indonesia selanjutnya.
            Pengertian kebudayaan banyak dikemukakan oleh para ahli. Salah duanya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari  karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepentingan masyarakat.

b. Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
            Sejarawan F.D.K Bosch menyatakan bahwa arca Buddha yang ditemukan di Sempaga masuk ke Indonesia dari amarawati, sebuah daerah di india selatan, antara abad ke-2 atau ke-3 masehi. Arca budha yang terdapat di bukit Siguntang diperkirakan berasal dari abad ke-2 Masehi. Sementara itu, ditemukan juga patung Buddha bergaya Gandhara di kota bangun kutai kartanegara, Kalimantan timur. Dari bukti-bukti arkeologi tersebut, kebudayaan dan agama budha masuk terlebih dahulu ke Indonesia yaitu sekitar abad ke-2 masehi dan menyebar ke Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Agama dan kebudayaan hindu muncul belakangan yaitu sekitar abad ke-4 masehi. Agama dan kebudayaan islam masuk sekitar abad ke-7 masehi. Dan berkembang pesat sejak abad ke-13. Hampir setiap kegiatan selalu dilandasi dengan upacara religius, baik dalam kegiatan mata pencaharian, adat istiadat perkawinan, tata cara penguburan, slametan, maupun dalam kehidupan lainnya. Tradisi kehidupan religius ini semula bentuknya masih sangat sederhana (sebelum pengaruh hindu-budha merupakan tradisi lokal) sehingga ketika pengaruh hindu-budha masuk ke Indonesia, tradisi lokal ini tidak musnah melainkan justru makin berkembang. Demikian juga ketika pengaruh islam masuk juga ikut mewarnai kehidupan tradisi-tradisi yang ada di Indonesia.
            Bentuk-bentuk perpaduan antara tradisi lokal, hindu-budha, dan islam didalam kehidupan masyrakat, antara lain sebagai berikut:
1.    Pertunjukan wayang
      Pertunjukan wayang pada mulanya merupakan upacara pemujaan arwah nenek moyang. Setelah pengaruh hindu-budha masuk maka pertunjukan wayang mengalami perkembangan. Pertunjukan wayang kemudian banyak menyadur dari pengaruh hindu-budha dengan mengambil cerita dari Mahabarata dan Ramayana. Ketika pengaruh islam masuk, para wali songo, khusus Sunan Kalijaga menggunakan pertunjukan wayang sebagai media dakwah.

2.    Upacara penguburan
      Ada berbagai cara perawatan jenazah selain penguburan, misalnya jenazah dibakar(dikremasi), dibiarkan hancur dialam terbuka, atau disimpan dibangunan khusus dan sebagainya. Ada yang menentukan jenazah segera dikuburkan pada hari kematian seperti yang dilakukan di kalangan penganut agama islam. Ada juga yang mengharuskan orang menanti berminggu-minggu, bahkan bulanan sebelum jenazah dikuburkan.
3.    Upacara Labuhan
      Tradisi upacara labuhan dilaksanakan setiap tahun sekali oleh kerabat keraton Yogyakarta yang biasanya dilaksanakan pada hari penobatan dan pada waktu ulang tahun raja. Upacara labuhan diselenggarakan di empat tempat yakni di Parangkusumo, Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Dlepih. Hal ini dilatar belakangi bahwa tempat-tempat tersebut pada zaman dahulu digunakan oleh raja-raja Mataram untuk bertapa dan berhubungan dengan roh halus. Upacara ini merupakan tradisi turun temurun sejak Mataram dibawah pemerintahan Panembahan senopati sampai sekarang.
4.    Tradisi garebeg dan sekaten
      Garebeg atau anggerebeg berarti pengawalan terhadap seorang pembesar yang penting, seperti seorang raja. Upacara gerebeg dilakukan tiga kali setiap tahun oleh keraton Yogyakarta dan keraton Surakarta, yaitu pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
      Perayaan sekaten adalah perayaan yang berbentuk pasar malam yang biasanya berlangsung selama 1-2 minggu, bahkan 1 bulan sebelum upacara gerebeg maulud dilaksanakan.

      Didaerah-daerah yang belum terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk di daerah yang bersangkutan. misalnya di Aceh, Banten, sulawesi selatan, sumatra timur, sumatra barat, dan pesisir kalimantan.  Agama islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian besar penduduk indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan islam mewarnai sebagian besar penganutnya di Indonesia. Dengan begitu, agama islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

3. Kebudayaan Barat
Awal kebudayaan barat masuk ke negara tercinta ini ketika kaum kolonialisme/penjajah menggedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahhan kolonialisme Belanda, tanah air Indonesia telah dijajah selama 350 tahun. Di pusat kekuasaan pemerintah Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat. Akhirnya masih harus disebut pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk juga kedalam kebudayaan Indonesia, ialah agama Katolik dan agama kristen protestan. Agama-agama tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi-organisasi penyiaran agama ( missie untuk agama Katolik dan Zending untuk agama kristen) yang semuanya bersifat swasta.
Budaya barat lebih menekankan global ejektif dibandingkan perasaan sehingga hasil pola pemikirannya membuahkan sains dan teknologi. Nilai budaya barat lebih ditekankan pada akan pikiran. Barat hanya meyakini sesuatu nan masuk akal saja, sehingga ritual keagamaan dipandang sebagai sesuatu nan tak masuk akal(irrasional). Kehidupan barat lebih terpikat pada kemajuan material dan hidup. Barat hayati dalam global teknis dan ilmiah sehingga mereka menganggap pikiran nilai-nilai hayati nan meminta kepekaan hati sebagai sesuatu nan tak bermutu. Nilai-nilai seperti itu sebagian besar memang tampak pada macam-macam kebudayaan barat.







DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk.MKDU ILMU SOSIAL DASAR . Jakarta:Gunadarma 1997
Hayati, dkk.2007.GEOGRAFI 2.Jakarta:Erlangga
Soelaeman, M.Munandar.Ir.ILMU SOSIAL DASAR (teori dan konsep). Bandung.1986

Download:
Thomasyg.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/21058/Materi+ISD.pdf

Internet:




No comments:

Post a Comment